Memahami Lebih Dekat Tentang Kultus

JIKA PEMBACA memperhatikan artikel-artikel blog ini, saya tidak banyak mendiskusikan perdebatan masalah doktrin — meskipun tidak dapat dihindarkan seperti yang dilakukan situs-situs kebanyakan. Penekanan diberikan kepada pemahaman bahaya dari Lembaga Menara Pengawal sebagai sebuah grup kultus. Mengapa demikian? Perhatikan kutipan dari buku Steve Hassan seorang ahli kultus:

Sangat penting untuk memahami bahwa di sebagian besar kultus berdasarkan Alkitab, meskipun anggotanya secara agresif diajarkan doktrin, bukan doktrin tersebut yang menahan dia berada di dalam kelompoknya. Melainkan pemahamannya terhadap kelompoknya yang merupakan umat Allah yang sejati, sebuah perasaan ditanamkan dengan teknik pengendalian pikiran. Dengan demikian, untuk melibatkan anggota kultus dalam argumen atau diskusi Alkitab sering sia-sia.


"It is important to understand that in most Bible-based cults, although the member is aggressively taught doctrine, it is not the doctrine that holds him in the group. It is the sense that the group is God's true people, a feeling cultivated by techniques of mind control. Thus, to engage the cult member in a Biblical argument or discussion is often futile." Steve Hassan Releasing the Bonds, hlm. 145
Saya sangat setuju dengan Hassan bahwa berargumentasi ayat-ayat Alkitab sungguh sia-sia dengan anggota kultus, dalam hal ini adalah  Saksi-Saksi Yehuwa. Bagi pembaca yang pernah berdiskusi dengan Saksi-Saksi Yehuwa tentunya memahami apa yang saya tulis karena saya berbicara dari pengalaman pribadi. Setelah saya mempelajari tentang kultus yang cukup mendalam, saya menyadari bahwa Alkitab sesungguhnya hanyalah sebuah alat pembenaran yang digunakan oleh Menara Pengawal untuk memanipulasi dan menipu anggotanya, Saksi-Saksi Yehuwa. Apa yang diyakini oleh Saksi Yehuwa bukanlah apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan, tetapi tafsiran Menara Pengawal terhadap Alkitab. Oleh karena itu, meskipun Saudara dapat membuktikan kepada seorang Saksi Yehuwa bahwa ajaran yang diterima tidak berdasarkan Alkitab, bahkan melanggarnya. Ia tetap bersikukuh bahwa ajarannyalah yang benar dengan memberikan argumentasi-argumentasi yang tidak masuk akal sebagai pembenaran. Jadi saya tidak terlalu merekomendasikan bagi siapapun untuk memperdebatkan ayat-ayat Alkitab dengan Saksi Yehuwa. Hanya buang-buang energi. 

Namun demikian, bukanlah berarti kita menghindar apalagi menolak kunjungan mereka. Berjumpa dengan seorang Saksi Yehuwa merupakan kesempatan yang baik untuk bersaksi tentang Yesus Kristus yang sejati. Oleh karena itu, sebagai seorang Kristen yang baik, merupakan tugas dan tanggung jawab kita menginjili balik mereka. Di blog ini pula — ketika bahasannya tepat — saya akan menginformasikan bagaimana menginjili Saksi-Saksi Yehuwa.

Teknik memanipulasi dan menipu yang digunakan Menara Pengawal oleh para ahli disebut mind control atau thought reform (pengendalian pikiran atau reformasi pikiran) atau lebih dikenal brain wash (cuci otak)[1].  Di bawah pengaruh mind control inilah yang membuat Saksi-Saksi Yehuwa begitu yakin bahwa Menara Pengawal merupakan satu-satunya organisasi Allah di bumi di mana melalui organisasi ini, kehendak Allah Yehuwa dinyatakan. Menara Pengawal juga mengklaim bahwa dirinya diarahkan oleh Allah Yehuwa melalui Yesus Kristus langsung. Oleh karena itu, Saksi-Saksi Yehuwa berpikir bahwa mereka mendedikasikan dan mengabdikan hidupnya kepada Allah Yehuwa, tetapi sesungguhnya mereka bekerja bagi Menara Pengawal yang berada di balik Yehuwa. Ironisnya, teknik ini tidak banyak dipahami oleh banyak orang. Kita hanya dengar-dengaran saja istilah 'brain wash' tanpa memahami bagaimana cara bekerjanya. Nah, blog ini mencoba untuk menfokuskan kepada bagaimana teknik mind control dimanfaatkan oleh Menara Pengawal untuk menipu dan memanipulasi Saksi-Saksi Yehuwa. 

Saya berpendapat bahwa ekspansi gerakan Menara Pengawal — yang telah bebas dan sah secara hukum di Indonesia — hanya dapat dihambat dengan memberikan informasi seluas-luasnya kepada umat Kristen akan wajah asli Lembaga Menara Pengawal, yaitu organisasi kultus berjubahkan agama Kristen. Mengapa demikian? Orang bersedia menjadi seorang Saksi Yehuwa karena ia tidak tahu siapa dan apa di balik wajah asli Saksi-Saksi Yehuwa sebelum ia bergabung. Jika ia mengetahui dengan baik maka ia tidak akan bersedia bergabung menjadi anggota Menara Pengawal. Mengapa?Karena tidak ada seorang pun mau ditipu oleh siapapun. Ketika kita dapat membuktikan dengan sah cara-cara Menara Pengawal membohongi pembacanya seperti misalnya dapat Saudara baca di Kebohongan Lembaga Alkitab Dan Risalah Menara Pengawal: Bagian 1 dan Kebohongan Menara Pengawal/Saksi Yehuwa: Bagian 2 (daftar kebohongan akan terus bertambah) maka sahabat dan kerabat kita tidak akan masuk perangkap Menara Pengawal.  

Tetapi jika seseorang telah bergabung dan menjadi seorang Saksi Yehuwa terbaptis, maka upaya menyadarkannya akan bahaya Menara Pengawal menjadi sangat sulit. Mengapa demikian? Percaya atau tidak, kekuatan dari mind control atau thought reform begitu luar biasa kuat sehingga seorang anggota kultus bersedia bunuh diri karena keyakinannya yang keliru. Silahkan baca Kesaksian Steve Hassan, Mantan Anggota Kultus untuk mengetahui kekuatan dari mind control. Jadi,  informasi yang benar dan akurat akan bahaya kultus harus diberikan sebelum ia terjerat masuk ke dalam perangkap mind control Menara Pengawal. Hal ini karena pada dasarnya sifat manusia tidak mau ditipu dan dimanfaatkan oleh orang lain. 


Oleh karena itu, upaya saya adalah memberikan pembaca pemahaman yang mendalam bagaimana cara Menara Pengawal  memanipulasi dan menipu anggotanya. Dan harapan saya adalah pembaca blog ini dapat membagikan apa yang dibaca di blog ini kepada sahabat dan kerabat keluarga agar mereka dapat terhindar dari jerat penipuan dan manipulasi tersebut. Bagaimana Saudara dapat berpartisipasi? Jika Saudara memiliki akun social network seperti Facebook, Tweeter dan lain-lain, silahkan klik tombol 'Bagikan Kepada' yang saya sediakan di kanan atas blog ini. Ingat menghindarkan sahabat dan kerabat keluarga  dari penyesatan Menara Pengawal hanya dapat dilakukan sebelum sahabat dan kerabat keluarga kita masuk bergabung menjadi salah satu Saksi Yehuwa. Setelah bergabung, upaya menyadarkannya akan menjadi sia-sia.

Nah, dalam upaya saya mencerahkan pembaca bagaimana grup-grup kultus memanipulasi dan menipu para anggotanya, berikut merupakan sebuah ringkasan artikel tentang ciri-ciri organisasi kultus secara umum yang dapat Saudara baca di www.cultclinic. Saya sengaja menterjemahkan artikel tersebut agar Saudara yang mungkin kurang memahami bahasa Inggris dapat memahami tentang dunia kultus lebih mendalam, khususnya saat saya membahas ciri-ciri kultus yang ada di dalam Lembaga Menara Pengawal. 

Artikel ini sama sekali tidak membicarakan tentang Saksi-Saksi Yehuwa, melainkan hanya ciri-ciri dari organisasi kultus secara umum. Tetapi, meskipun semua organisasi kultus berdasarkan agama memiliki ritual dan doktrin yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, tetapi mereka memiliki ciri-ciri yang sama yang membentuknya menjadi sebuah organisasi kultus. Jubah luar boleh berbeda-beda, tetapi tulang rangka dalam  yang membentuk suatu organisasi kultus tetap sama. 

Karena artikel terjemahan di bawah ini hanyalah sebuah ringkasan singkat — tanpa penjelasan detail — sehingga mungkin Saudara sedikit bingung memahaminya. Oleh karena itu, Saudara akan lebih bisa memahaminya jika membaca juga artikel bersambung saya yang mulai dari Saksi Yehuwa, Suatu Kultus atau Rohaniwan Allah? karena ciri-ciri kultus yang dibahas di artikel ini memiliki kesamaan dengan apa yang saya coba buktikan bahwa Menara Pengawal sebuah organisasi kultus di artikel berseri tersebut. 


Awal Terjemahan


Apakah Kultus Itu?

Ada banyak alternatif bagaimana seseorang dapat mendefinisikan sebuah kultus, dan terutama kultus yang destruktif [merusak]. Kami menggunakan definisi yang diberikan oleh Koalisi Antar Kepedulian Tentang Kultus, New York, yang mana kami merupakan anggota pendirinya.

Karakteristik Kultus Yang Destruktif [Merusak]

  1. Menunjuk dirinya sendiri sebagai pemimpin mesianis yang berfokus pada pemujaan dirinya oleh para pengikutnya, mengklaim mendapatkan pemilihan ilahi dan mengontrol kehidupan para pengikutnya secara otoriter.
  2. Penggunaan penipuan dan penggambaran yang keliru untuk tujuan perekrutan, mempertahankan dan penggalangan dana.
  3. Teknik yang bertujuan mengendalikan pikiran individu dan privasi pribadi yang sering mengarah ke rekonstitusi  kepribadian yang dipaksakan.

Untuk dipertimbangkan sebagai sebuah kultus destruktif, sebuah kelompok harus memiliki semua hal di atas pada tingkat tertentu atau lainnya.

Karakteristik Yang Lainnya:

Sebuah kultus destruktif adalah hampir semua jenis organisasi yang pengikutnya telah tertipu dan tidak secara etis direkrut dan dipertahankan. Mereka menggunakan teknik manipulatif, yang dikerjakan tanpa sepengetahuan calon anggotanya dan dirancang untuk mengubah kepribadian dan perilaku. Kelompok-kelompok ini hanya peduli tentang kemajuan misi atau bisnis kelompok, dan bukan kepada kesejahteraan para individual anggotanya. Kepemimpinan tertarik dalam kontrol, kekuasaan, dan membesarkan diri.

SEBUAH KELOMPOK ORANG YANG:

  • Memberikan kesetiaan yang total dan tidak perlu mempertanyakannya kepada seorang pemimpin yang dianggap sebagai seorang nabi atau dewa hidup.
  • Menggunakan penipuan dan manipulasi untuk merekrut dan mempertahankan anggotanya.
MEMILIKI SEORANG PEMIMPIN (PARA PEMIMPIN) YANG:
  • Karismatik
  • Memegang posisi secara unik termuliakan
  • Mengklaim memiliki hubungan yang eksklusif dengan Allah,  kebenaran, kebahagian, dan lain-lain

KELOMPOK MENGHARAPKAN:
  • Loyalitas yang total dan menyeluruh dan ketaatan kepada sang pemimpin
  • Menerima ajaran sang pemimpin secara menyeluruh dan harafiah
  • Devosi yang tidak dipertanyakan kepada grup dan sang pemimpin
KULTUS ADALAH:
  • Mempraktekkan hal yang tidak etis.
  • Dirancang untuk memajukan tujuan pemimpin kelompok itu, sering kali merugikan anggotanya
  • Berbahaya karena mereka  memisahkan orang-orang dari keluarga, teman dan jaringan sosial pendukung lainnya. Dengan cara ini, kultus mengembangkan perasaan ketergantungan yang menyeluruh  di dalam hati para anggotanya dan kadang-kadang pengisolasian dari pengaruh luar.

Jenis Kultus Apakah Yang Ada?


Kultus hadir dalam berbagai bentuk yang berbeda, dan memiliki area yang berbeda kepentingan. Mereka berjanji untuk menjawab berbagai pertanyaan, dan memecahkan masalah kehidupan.
  • Berdasarkan Alkitab
  • Meditasi Timur
  • Terapi/kesadaran diri
  • Politik
  • Komersial/Perusahaan
  • New Age
  • Setan
  • Satu dengan Satu (Satu Pemimpin, Satu atau Dua pengikut)
  • Ilmu pengetahuan
  • Filosopi

Beberapa kultus adalah kombinasi dari berbagai jenis, dan menggabungkan banyak kepercayaan termasuk yang aneh kepada sang pemimpin. Beberapa kelompok berjumlah sangat kecil sementara yang lainnya besar, dengan anak perusahaan dan banyak alias.

Apakah Tanda-Tanda Destruktif Kultus?
  • PENGARUH YANG TAK SEMESTINYA: Manipulasi dengan menggunakan teknik-teknik psikologis canggih seperti persuasi pemaksaan atau modifikasi perilaku. (LIHAT DI BAWAH INI)
  • PEMIMPIN KARISMATIK: Mengklaim keilahian atau pengetahuan khusus dan menuntut ketaatan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Meragukan atau mempertanyakan kewenangan pemimpin tidak akan ditolerir. Kepemimpinan dapat terdiri dari satu individu atau tim inti kecil  para pemimpin. Pemimpin menjalani kehidupan hak istimewa dan sering dengan kekayaan.
  • PENIPUAN: Merekrut dan mengumpulkan dana dengan tujuan yang tersembunyi, tanpa mengungkapkan penuh penggunaan dana atau penggunaan teknik pengendalian pikiran. Banyak kultus menggunakan"kelompok depan" untuk menyembunyikan identitas mereka.
  • EKSKLUSIFITAS: kerahasiaan atau ketidakjelasan oleh para pengikut tentang kegiatan dan keyakinannya.
  • PENGASINGAN: Pemisahan dari keluarga, teman dan masyarakat; perubahan dalam nilai-nilai dan mengganti kelompok kultusnya sebagai "keluarga" baru; bukti dari perubahan kepribadian secara halus atau mendadak.
  • EKSPLOITASI: Dapat berupa keuangan, fisik, atau psikologis. Ini mungkin termasuk tekanan untuk memberikan uang, dengan menghabiskan banyak pada kursus atau dengan memberikan berlebihan untuk proyek-proyek khusus; tekanan bekerja pada pekerjaan kasar atau lainnya selama berjam-jam banyaknya tanpa istirahat yang cukup  atau gizi; dan tekanan pada orang dewasa dan anak-anak untuk terlibat dalam hal yang tak pantas dan sering kegiatan pelecehan seksual.
  • PANDANGAN DUNIA YANG HITAM dan PUTIH  ( sindrom kami vs mereka): Segala sesuatu dalam kelompok adalah baik sedangkan segala sesuatu di luar kelompok (termasuk tujuan individual) adalah jahat, buruk, atau gila. Sementara mengklaim kebaikan, perilaku yang tidak etis  digunakan untuk mempromosikan tujuan kelompok.
Teknik pengaruh yang tidak semestinya (reformasi pikiran):
  • TEKANAN GROUP dan "BOM KASIH" untuk menghambat keraguan dan memperkuat kebutuhan untuk menjadi bagian melalui penggunaan cara kanak-kanak - seperti permainan, bernyanyi, memeluk, menyentuh, atau pujian.
  • ISOLASI\PEMISAHAN menciptakan ketidakmampuan atau kurangnya keinginan untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh kelompoknya dengan fakta yang ada.
  • TEKNIK MENGHENTIKAN-PIKIRAN mengajarkan anggota untuk bermeditasi, nyanyian, dan kegiatan yang berulang-ulang, bila digunakan secara berlebihan, menginduksi keadaan sebuah sugesti yang tinggi dan ketergantungan pada kelompok.
  • RASA TAKUT dan BERSALAH yang dipicu melalui sebuah pengakuan untuk menghasilkan keintiman dan untuk mengungkapkan rasa takut dan rahasia, untuk menciptakan kerentanan emosional dengan ancaman secara terbuka maupun terselubung, serta silih bergantinya hukuman dan ganjaran.
  • KURANG TIDUR disarankan sebagai kedok latihan rohani, pelatihan yang diperlukan, atau proyek mendesak.
  • NUTRISI YANG TIDAK MEMADAI kadang-kadang disamarkan sebagai diet khusus untuk meningkatkan kesehatan atau spiritualitas, atau seperti ritual yang membutuhkan puasa.
  • SENSOR YANG BERLEBIHAN memaksa untuk menerima doktrin baru yang kompleks, tujuan, dan definisi untuk menggantikan nilai-nilai lama dengan harapan calon peminat mengasimilasi informasi yang diterima dengan cepat dengan sedikit memberikan kesempatan kepadanya menelitinya secara kritis.

CATATAN: Tidak semua fitur-fitur tersebut di atas perlu ada secara bersamaan untuk sebuah rezim kontrol pikiran agar bekerja.


KRITERIA UNTUK REFORMASI PIKIRAN


8 Kriteria Reformasi Pikiran Dari Dr. Robert Jay Lifton:
  1. Kontrol Lingkungan - Membatasi dengan sengaja terhadap semua bentuk komunikasi dengan dunia luar.
  2. Manipulasi Mistis - manipulasi pribadi secara ekstensif untuk memprovokasi pola tertentu perilaku dan emosi sedemikian rupa sehingga mereka akan timbul secara spontan.
  3. Tuntutan Untuk Kemurnian - Dunia dibagi dengan tajam antara yang suci dan najis oleh kelompok dalam perannya  sebagai hakim tertinggi. Dorongan  dan kecenderungan yang normal menjadi dosa, dan rasa malu digunakan untuk mengontrol.
  4. Pengakuan - Dilakukan di luar ekspresi yang biasa ke titik menjadi sebuah pemujaan itu sendiri. Hal ini meningkatkan ketahanan kelompok pada orang tersebut dan rasa bersalah mereka; adalah tindakan simbolis penyerahan diri, adalah sarana untuk mempertahankan kesesuaian total eksposur, dan membuatnya tidak memungkinkan untuk mencapai keseimbangan yang wajar antara nilai dan kerendahan hati.
  5. Aura Kesunyian Suci - Melarang setiap pertanyaan terhadap dogma dasar, hukum kultus tersebut, peraturan dan ketentuan adalah mutlak dan harus diikuti.
  6. Memuat bahasa - Ditandai dengan klise mengakhiri pemikiran. Masalah yang paling kompleks  dipadatkan menjadi singkat, definitif kedengarannya frase, mudah diingat dan diungkapkan.
  7. Ajaran Atas Pribadi - Nilai dari anggota individu tidak signifikan dibandingkan dengan nilai kelompok.
  8. Pemberian Eksistensi - Lingkungan kultus menarik garis yang tajam antara mereka yang memiliki hak untuk eksistensi [hidup] diorganisasikan ulang dan bagi mereka yang tidak memiliki hak eksistensi. Kultus agama menarik garis yang tajam antara - tidak hanya - mereka yang akan selamat atau tidak, tapi juga orang-orang maupun kelompok lain yang tidak dapat diterima.
Sumber: Margaret Thaler Singer with Janja Lalich, "Cults in Our Midst", copyright 1995, John Wiley and Sons Inc., pp. 69-74

6 Kondisi Reformasi Pikiran Dari Dr. Margaret T. Singer
  1. Membuat terus seorang tidak menyadari apa yang terjadi dan bagaimana dia sedang berubah selangkah demi selangkah. Anggota baru yang potensial dipimpin, langkah-demi-langkah, melalui program perubahan perilaku-tanpa menyadari agenda akhir atau konten yang lengkap dari kelompoknya. Tujuannya mungkin untuk membuat mereka agen penyebaran untuk kepemimpinan, untuk membuat mereka membeli program yang lebih banyak, atau membuat mereka membuat komitmen yang lebih dalam, tergantung pada tujuan dan keinginan pemimpin.
  2. Mengontrol lingkungan sosial seseorang dan / atau fisik, terutama kontrol waktu orang tersebut. Melalui berbagai metode, anggota baru dibuat sibuk dan diarahkan untuk berpikir tentang kelompok dan kontennya sebanyak mungkin semasa waktu mereka terjaga.
  3. Secara sistematis menciptakan rasa ketidakberdayaan dalam pribadi seseorang. Hal ini dilakukan dengan  menjauh anggota dari kelompok pendukung sosial yang normal untuk jangka waktu tertentu dan masuk ke dalam sebuah lingkungan di mana mayoritas orang sudah menjadi anggota kelompok. Para anggota melayani sebagai model dari sikap dan perilaku kelompok dan berbicara dalam bahasa kelompok.
  4. Memanipulasi sistem ganjaran, hukuman dan pengalaman dengan suatu cara untuk menghambat perilaku yang mencerminkan identitas orang itu sebelumnya. Memanipulasi pengalaman dapat dicapai melalui berbagai metode induksi trans, termasuk para pemimpin menggunakan teknik seperti pola berbicara berwaktu, imaginasi yang dituntun, nyanyian, sesi doa yang panjang atau kuliah, dan sesi mediasi yang panjang.
  5. Memanipulasi sistem ganjaran, hukuman, dan pengalaman dalam rangka mempromosikan pembelajaran ideologi kelompok atau sistem kepercayaan dan perilaku kelompok yang diterima. Perilaku yang baik, menunjukkan pemahaman dan penerimaan dari kepercayaan kelompok, dan kepatuhan dihargai, sementara mempertanyakan, mengekspresikan keraguan atau mengkritik mendapatkan ketidaksetujuan, perbaikan dan kemungkinan penolakan. Jika seseorang mengungkapkan sebuah pertanyaan, ia dibuat merasa ada sesuatu yang salah dengannya untuk bertanya.
  6. Menciptakan sebuah sistem logika tertutup  dan struktur yang otoriter yang tidak mengizinkan adanya umpan balik dan menolak untuk dirubah kecuali dengan persetujuan pemimpin atau perintah eksekutif. Kelompok ini memiliki top-down, struktur piramida. Para pemimpin harus memiliki cara-cara verbal yang tidak pernah kalah. (Singer, 1995)


Sumber: Margaret Thaler Singer with Janja Lalich, "Cults in Our Midst", copyright 1995, John Wiley and Sons, Inc., pp. 64-69.

Akhir Terjemahan



[1] Istilah 'cuci otak atau brain wash' lebih dikenal di Indonesia meskipun istilah yang lebih tepat adalah 'mind control atau thought reform'. Teknik 'cuci otak' tidak digunakan lagi oleh para pemimpin kultus dewasa ini. Yang digunakan adalah teknik mind control karena effeknya jauh lebih dahsyat dibandingkan 'cuci otak'. Ketika bahasannya tepat, saya akan menjelaskan bagaimana 'mind control' bekerja agar pembaca blog ini dapat memahaminya karena beberapa pendeta memanfaatkan teknik mind control untuk memperoleh keuntungan dari jemaatnya. Saya tidak ada maksud mejelek-jelekkan pendeta, tetapi faktanya memang demikian. Saya dapat buktikan secara ilmiah seperti saya dapat buktikan dengan ilmiah Lembaga Menara Pengawal sebuah organisasi kultus. Saya ingin umat Kristen mewaspadai pendeta-pendeta berjubah penipu yang sedang bekerja di Indonesia.What is a Cult?


Bahasa Inggris

There are many alternatives to how one might define a cult, and especially destructive cult. We use the definition given by the Interfaith Coalition of Concern About Cults, New York, of which we are founding members.

Destructive Cult Characteristics:

  1. Self-appointed messianic leader(s) who focuses followers’ veneration upon him or her, claims divine selection, and exercises autocratic control over members’ lives. 
  2. Use of deception and misrepresentation for purposes of recruitment, retention and fundraising.
  3. Techniques aimed at controlling individual thought and personal privacy that frequently lead to a coerced reconstitution of personality. 

To be considered a destructive cult, a group must have all of the above to one degree or another.

Other characteristics:

A destructive cult is almost any kind of organization whose followers have been deceptively and unethically recruited and retained. They use manipulative techniques, which are imposed without the informed consent of the recruit and are designed to alter personality and behavior. These groups are only concerned about advancing the mission or business of the group, and not the well being of the individual members. The leadership is interested in control, power, and self-aggrandizement.

A GROUP OF PEOPLE WHO:

· Give total and unquestioning loyalty to a leader as a living deity or prophet.

· Use deception and manipulation to recruit and keep members.

HAS A LEADER (OR LEADERS) WHO:

· Is charismatic.

· Holds a uniquely exalted position.

· Claims an exclusive relationship with God, truth, happiness, etc.

THE GROUP EXPECTS:

· Complete and total loyalty and obedience to the leader.

· Complete and literal acceptance of the leader’s teachings.

· Unquestioning devotion to the group and its leader.

CULTS ARE:

· Unethical in their practices.

· Designed to advance the goal of the group’s leader, often to the detriment of its members.

· Dangerous because they separate people from their families, friends and other support networks. In this way, cults foster in their members feelings of complete dependency and sometimes isolation from outside influences.

What Types of Cults Are There?

Cults come in different forms, and have different areas of interest. They promise to answer a variety of questions, and solve life’s problems.

· Bible based

· Eastern Meditation

· Therapy/self-awareness

· Political

· Commercial/corporate

· New Age

· Satanic

· One-on-One (one leader, and one or two followers)

· Scientific

· Philosophical

Some cults are a combination of types, and incorporate many beliefs including those idiosyncratic to the leader. Some groups are very small while others are large, with subsidiaries and many aliases.

What are the Marks of a Destructive Cult?

· UNDUE INFLUENCE: Manipulation by use of psychologically sophisticated techniques such as coercive persuasion or behavior modification. (SEE BELOW)

· CHARISMATIC LEADER: Claims divinity or special knowledge and demands unquestioning obedience. Doubting or questioning the leader’s authority is not tolerated. Leadership may consist of one individual or a small core of leaders. Leaders live a life of privilege and often one of wealth.

· DECEPTION: Recruits and fundraises with hidden objectives, without full disclosure of the use of funds or the use of mind controlling techniques. Many cults use "front groups" to conceal their identity.

· EXCLUSIVITY: Secretiveness or vagueness by followers regarding activities and beliefs.

· ALIENATION: Separation from family, friends and society; a change in values and substitution of the cult as the new "family;" evidence of subtle or abrupt personality changes.

· EXPLOITATION: Can be financial, physical, or psychological. This may include pressure to give money, by spending a great deal on courses or by giving excessively to special projects; pressure to work at menial or other jobs for excessive hours without adequate rest or nutrition; and pressure on adults and children to engage in inappropriate and often abusive sexual activities.

· BLACKS AND WHITE WORLDVIEW (we\they syndrome): Everything in the group is good while everything outside the group (including individual goals) is evil, bad, or crazy. While claiming goodness, unethical behaviors are used to promote group goals.

Techniques of undue influence (thought reform)

· GROUP PRESSURE and "LOVE BOMBING" discourages doubts and reinforces the need to belong through the use of child - like games, singing, hugging, touching, or flattery.

· ISOLATION\SEPARATION creates inability or lack of desire to verify information provided by the group with reality.

· THOUGHT-STOPPING TECHNIQUES introduce recruit to meditating, chanting, and repetitious activities which, when used excessively, induce a state of high suggestibility and dependency on the group.

· FEAR and GUILT induced by eliciting confessions to produce intimacy and to reveal fears and secrets, to create emotional vulnerability by overt and covert threats, as well as alternation of punishment and reward.

· SLEEP DEPRIVATION encouraged under the guise of spiritual exercises, necessary training, or urgent projects.

· INADEQUATE NUTRITION sometimes disguised as special diet to improve health or advance spirituality, or as rituals requiring fasting.

· SENSORY OVERLOAD forces acceptance of complex new doctrine, goals, and definitions to replace old values by expecting recruit to assimilate masses of information quickly with little opportunity for critical examination.

NOTE: Not all of these features need to be present simultaneously for a mind control regime to be operative.



CRITERIA FOR THOUGHT REFORM

Dr. Robert J. Lifton’s 8 Criteria for Thought Reform

· Environmental Control - The purposeful limitation of all forms of communication with the outside world.

· Mystical Manipulation - Extensive personal manipulation is used to provoke specific patterns of behavior and emotion in such a way that they will appear to have arisen spontaneously.

· The Demand for Purity - The world is sharply divided between pure and impure with the group in the role of ultimate judge. Normal urges and tendencies become sins, and shame is used to control.

· Confession - Carried beyond its ordinary expressions to the point of becoming a cult itself. This enhances the group’s hold upon the person and their guilt; is an act of symbolic self-surrender; is a means of maintaining a tone of total exposure; and makes it impossible to attain a reasonable balance between worth and humility.

· The aura of Sacred Silence - Prohibiting any questioning of the basic dogma, the cult’s laws, regulations and rules are absolute and must be followed.

· Loading the language - Characterized by the thought-terminating cliché. The most complex of problems are compressed into brief, definitive sounding phrases, easily memorized and expressed.

· Doctrine Over Persons - The value of an individual member is insignificant compared to the value of the group.

· Dispensing of Existence - The cult environment draws a sharp line between those whose right to existence can be reorganized and those who possess no such right. The religious cult draws a sharp line between not only those who will or will not be saved but other individuals and groups who are not acceptable.

Source: Margaret Thaler Singer with Janja Lalich, "Cults in Our Midst", copyright 1995, John Wiley and Sons Inc., pp. 69-74



Dr. Margaret T. Singer’s 6 Conditions for Thought Reform

1. Keep the person unaware of what is going on and how she is being changed a step at a time. Potential new members are led, step-by-step, through a behavioral-change program without being aware of the final agenda or full content of the group. The goal may be to make them deployable agents for the leadership, to get them to buy more courses, or get them to make a deeper commitment, depending on the leader’s aim and desires.

2. Control the person’s social and/or physical environment; especially control the person’s time. Through various methods, new members are kept busy and led to think about the group and its content during as much of their waking time as possible.

3. Systematically create a sense of powerlessness in the person. This is accomplished by getting members away from the normal social support group for a period of time and into an environment where the majority of people are already group members. The members serve as models of the attitudes and behaviors of the group and speak an in-group language.

4. Manipulate a system of rewards, punishments and experience in such a ways as to inhibit behavior that reflects the person’s former social identity.Manipulation of experiences can be accomplished through various methods of trance induction, including leaders using such techniques as paced speaking patterns, guided imagery, chanting, long prayer sessions or lectures, and lengthy mediation sessions.

5. Manipulate a system of rewards, punishments, and experiences in order to promote learning the group’s ideology or belief system and group-approved behaviors. Good behavior, demonstrating an understanding and acceptance of the group’s beliefs, and compliance are rewarded while questioning, expressing doubts or criticizing are met with disapproval, redress and possible rejection. If one expresses a question, he or she is made to feel that there is something inherently wrong with them to be questioning.

6. Put forth a closed system of logic and an authoritarian structure that permits no feedback and refuses to be modified except by leadership approval or executive order. The group has a top-down, pyramid structure. The leaders must have verbal ways of never losing. (Singer, 1995)

Source: Margaret Thaler Singer with Janja Lalich, "Cults in Our Midst", copyright 1995, John Wiley and Sons, Inc., pp. 64-69.

No comments :

Post a Comment

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.